oleh Pakdhe Boedhi pada 21 Maret 2010 jam 18:39 

 
Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan.
Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria berkata ingin menjadi matahari.
Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.

Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari.

Wanita berkata ingin menjadi Phoenix yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari.

Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama wanita. Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.

Pria merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut kasih yaitu memberi tanpa pamrih.

Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada matahari. Matahari rela memberikan cahaya nya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaan nya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini disebut dengan Pengorbanan, menyakitkan namun sangat layak untuk cinta. Saat wanita jadi Phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, pria tetap selalu jadi matahari agar Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya.

Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.
Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cinta nya. Ini disebut dengan Kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Pria tidak pernah menyesal menjadi matahari bagi wanita.

dari milis motivasi
 ·  · Bagikan · Hapus

    • AGneis Nez Laik dis abang.....
      21 Maret 2010 jam 19:02 · 
    • Wulan Dari aku yo suko cah bagus....
      21 Maret 2010 jam 19:12 · 
    • Pakdhe Boedhi remen kagem pengeleng-eling....,
      21 Maret 2010 jam 20:06 · 
    • Shantie Wijayanti apik tenan.......
      22 Maret 2010 jam 19:22 · 
    • ItaZura Adiet aq ra mudeng.....pye ki yoooo...???...
      23 Maret 2010 jam 20:17 · 
    • Pakdhe Boedhi hahahahha...intine iki "Pria tidak pernah menyesal menjadi matahari bagi wanita."
      23 Maret 2010 jam 20:22 · 
    • ItaZura Adiet brarti seorang pria gelem ra gelem kudhu sabar yo boz.?
      23 Maret 2010 jam 20:26 · 
    • Pakdhe Boedhi he..he...yupp....nek miturut filosofi matahari koyo tulisane iki ho oh...sabar tulus ikhlas lan tanpo pamrih...karena cinta yg di berikan LILLAHITA'ALLA..(^_^)
      23 Maret 2010 jam 20:32 · 
    • ItaZura Adiet wah pd hal aq lg keloro loro e...ahahay...
      23 Maret 2010 jam 20:38 · 
    • Pakdhe Boedhi prikitiew....lets baygone be baygone wae.....hehehe....
      23 Maret 2010 jam 20:41 · 
    • ItaZura Adiet wah malah kon ngombe baygone kik...pye to...hahahay...
      23 Maret 2010 jam 20:46 · 
    • Sargede Gold DI BELAKANG SETIAP PRIA HEBAT SELALU ADA WANITA HEBAT!
      23 Maret 2010 jam 21:29 · 
    • Wulan Dari Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri. We see the world as we are, not as it is. Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat. Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Ini disebut sebagai model See-Do-Get.
      23 Maret 2010 jam 21:40 ·