Translate

Kamis, 28 April 2011

JANGAN PERNAH MENYESAL MASUK KEPERAWATAN........((^_^))

JANGAN PERNAH MENYESAL MASUK KEPERAWATAN........((^_^))

oleh Soma Jenar pada 15 Mei 2010 jam 12:44


JANGAN PERNAH MENYESAL MASUK KEPERAWATAN, jika Anda menyesal dan ingin keluar, maka keluarlah dari sekarang. Karena profesi ini bukanlah profesi main-main, menyangkut nyawa manusia. Akan ada banyak pasien yang menderita jika kita melakukan segala sesuatunya dengan tidak ikhlas. Akan banyak perawat-perawat judes yang akan terlahir dan meramaikan jagat image jelek dari perawat itu sendiri nantinya. Sungguh sesuatu yang sangat memprihatinkan. Dan Anda, mahasiswa keperawatan inilah yang akan berperan sebagai “agent of change” untuk merubah semua paradigma jelek yang terlanjur melekat pada diri seorang perawat.

Ketika melangkahkan kaki ke Rumah Sakit, maka tinggalkanlah segala keangkuhan, kesombongan, dan sifat-sifat jelek lainnya. Posisikanlah diri Anda sebagai seseorang yang akan berperan dan membantu meringankan beban orang lain. Bukankah itu adalah suatu tugas yang mulia?

Hadapilah pasien layaknya keluarga kita sendiri. Posisikan mereka sebagai sosok orang-orang terdekat kita. Anggaplah pasien sebagai ayah, ibu, adik, kakak, nenek, kakek kita sendiri.
Jika ditinjau pada saat ini, memang perawat menempati posisi sebagai sosok yang mengerikan di RS. Hal tersebut terlebih dikarenakan cara berkomunikasi perawat itu sendiri. Apakah mereka lupa pernah mempelajari “Komunikasi dalam Keperawatan”? Bagaimana cara komunikasi terapeutik dengan seorang pasien? Padahal dengan penampilan yang sopan, tutur bahasa yang baik, bisa mengurangi penderitaan pasien lho! Dengan sedikit perhatian ikhlas saja, pasien dapat menganggap perawat sebagai orang yang berkompeten dan berkualitas.

Wajah boleh gak terlalu cantik, tapi dengan sedikit senyuman, keramahan, maka akan bisa kelihatan lebih baik dan manis.

Ingatlah, satu kebaikan yang kita tanamkan kepada pasien, maka akan menimbulkan banyak kebaikan –kebaikan lainnya.

Rawatlah pasien dengan hati, tidak sekedar dengan tangan dan raga. Gunakanlah keihklasan dalam bekerja.

Perawat bukanlah pembantu dokter, tetapi lebih merupakan mitra dokter. Oleh sebab itulah perawat diminta untuk bisa berfikir kritis. Dan bagaimana bisa perawat berfikir kritis jika tidak memperkaya kompetensi dan ilmu pengetahuannya sendiri…

Jangan hanya ingin menjadi Kepala Bagian, dosen, Direktur RS saja… Tetapi juga niatkanlah kepada diri Anda untuk bisa mengabdi di klinik. Bekerja di RS itu tidak berat, jika kita memang bekerja dari hati dan ikhlas.

Dan tanamkanlah dalam diri Anda sekalian bahwa ketika melangkah pulang meninggalkan gerbang RS, Anda bisa tersenyum bahagia karena telah MEMBUAT 1 KEBAIKAN untuk pasien Anda….

**********
Wah….wah,,,perkataan dari dosen kami tersebut benar-benar menyentil dan kembali mengobarkan semangat untuk kuliah dengan jalur yang pada awalnya (jujur) masih kuragui untuk bisa bertahan di sana.
Ada sesuatu hal yang menarik, yaitu ketika kita memilih/dipilih untuk menjalankan suatu profesi atau suatu pekerjaan, maka niatkanlah hal tersebut karena Allah. Kuatkanlah azam dan tekad bahwa itu benar-benar jalan terbaik bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Jangan pernah ada kata penyesalan, perasaan tidak sanggup, dan kurang percaya diri karena sesunguhnya hal tersebut hanya semacam trik dan tipu daya syetan untuk melemahkan kita.
Mungkin ini saja, sedikit “berbagi kisah” dengan teman-teman calon Nurse semuanya. Karena kita masih sama-sama belajar, dan saya pribadi pun belum pernah merawat pasien di RS. Semoga kita sama-sama diberi ketabahan dan kesabaran dalam menjalankan pendidikan ini, dan bisa memikul amanah dengan baik ketika kelak telah dinobatkan sebagai seorang Perawat yang sesungguhnya. Amin ya Robbal ‘alamin…

copas :http://blog.unand.ac.id/ainicahayamata/page/15/
· · Bagikan · Hapus
    • Shefa Ardhania Ap qt 1 profesi.??
      15 Mei 2010 jam 12:46 melalui Facebook Seluler ·
    • Soma Jenar hehehe...mungkin juga cuman kl saya non akademik alias otodidak....merawat dirumah.hehehe....
      karena ku suka catatan ini maka ku copas dari satu link semoga bermanfaat dan membawa pencerahan....Salam Senyum....((^_^))
      15 Mei 2010 jam 12:50 ·
    • Shefa Ardhania OwWwW.,.Q suka dg cttn it
      15 Mei 2010 jam 12:51 melalui Facebook Seluler ·
    • Wenna Putri Komunikasi terapeutik itu apa mas..?
      15 Mei 2010 jam 13:06 melalui Facebook Seluler ·
    • Wiwien Lismidiati thanks bgt ats info diatas..:)
      15 Mei 2010 jam 13:08 ·
    • Soma Jenar
      ‎@ wenna :
      Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeut...ik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995).
      Adapun tujuan komunikasi terapeutik adalah:

      1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan;
      2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya;
      3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

      Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
      Prinsip-prinsip komunikasi adalah:

      1. Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi
      2. Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik
      3. Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik
      4. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
      5. Kerahasiaan klien harus dijaga
      6. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
      7. Implementasi intervensi berdasarkan teori
      8. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat
      9. Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
      10. Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
      Lihat Selengkapnya
      15 Mei 2010 jam 13:14 ·
    • Soma Jenar
      Teknik Komunikasi Terapeutik

      Teknik Komunikasi Terapeutik Menurut Stuart dan Sundeen tahun 1995, tehnik komunikasi terdiri dari:

      1. Mendengar aktif; Mendengar mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap pesan orang lain yang ...menggunakan semua indra, Liendberg et al, cit Nurjanah (2001)
      2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal
      3. Penerimaan: Yang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
      4. Klarifikasi; Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien.
      5. Fokusing; Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001).
      6. Observasi; Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001). Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah.
      7. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi.
      8. Diam (memelihara ketenangan); Diam dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dengan perawat. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan sebagai mengerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat menyebabkan orang lain merasa cemas.
      9. Assertive: Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, Nurjanah, 2001.
      10. Menyimpulkan; Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran, Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001.
      11. Giving recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan); Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, Schultz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001.
      12. Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001
      13. Offering general leads (memberikan petunjuk umum); Mendukung klien untuk meneruskan, Schultz & Videbeck cit, Nurjanah, 2001
      14. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi interaksi dan menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah, 2001.
      15. Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu); Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini menjadi tidak terapeutik bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien.
      16. Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima, Schulz & Videbeck, cit, Nurjanah, 2001
      17. Encourage Comparison (mendukung perbandingan); Menanyakan kepada klien mengenai persamaan atau perbedaan
      18. Restating (mengulang) Restating; adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart & Sundeen, Cit Nurjanah, 2001.
      19. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang peneliaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah
      20. Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih mendalam
      21. Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai
      22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan); Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dengan sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentang suatu yang detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain.
      23. Seeking consensual validation; Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan.
      24. Verbalizing the implied: Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjuran.
      25. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi): Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya
      26. Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan); Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau pernyataan .
      27. Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan perubahan melalui kolaborasi.
      28. Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya rencana tindakan): Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa yang akan datang.
      29. Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk); Statemen yang menunjukkan peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari dirinya.
      30. Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup): Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik/materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
      31. Reducing distant (penurunan jarak); Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
      32. Humor; Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan .
      Lihat Selengkapnya
      15 Mei 2010 jam 13:15 ·
    • Wenna Putri Terima kasih bnyak atas pnjelasannya ^_^
      15 Mei 2010 jam 14:07 melalui Facebook Seluler ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar