Translate

Minggu, 28 Oktober 2012

AGEN-AGEN RESMI XAMTHONE


AGEN-AGEN RESMI XAMTHONE: DKI JAKARTA(LEADER) : Vonny Sheila 

081905148318 pin BB 314ee2c5, JAKARTA SELATAN: Wawan 081280422159, 

JAKARTA TIMUR: Desi Anggrahini 081564873100, Meyrinda: 081514440001, 

Maemunah: 081280077008, Tea: 085691712826,Cibubur Area(Jaktim): Fika 

081281726977, DEPOK JABAR: Dian Rose 081380368833, SERANG BANTEN: Sri

081286624134, BEKASI TIMUR: Rossy 082153525162,Rita 081380107830, 

BEKASI BARAT: Diana 081584011889,Yanty: 081311475448, SURABAYA: Ifa 

082139082771, GRESIK JATIM: Yoga 085733824934/03170664562, SIDOARJO 

JATIM: Nyla 081357946409, YOGYAKARTA: Sapta 0818279186, RIAU: Mashuri 

081365798881, BATAM: Wirda 0819819441. WAINGAPU,NTT: Listiani 

081350159450. Segera hubungi agen-agen kami.Siap kirim se Indonesia.Dicari 

agen-agen berikutnya.Selamat bergabung.....Senang sekali rasanya bisa 

menolong sesama.Sukses & sehat untuk semua yah....(hanya yang serius 

yah....makasi).

YOGYAKARTA: Sapta 0818279186 pin BB 21528fad 

Selasa, 09 Oktober 2012

Kado Tuk Anakku Sayang Muhammad Moendji Pangestu




Anakku, belahan jiwaku…..
Waktu berlalu tanpa pernah kita sadari
Namun pelukan sayang ibu tak pernah kehilangan arti
Dekapan hangat ibu juga selalu menyertai
Doa tulus ibu melekat erat dalam ayunan langkah merajut mimpi
Anakku, jendela sanubariku…..
Perjuangan itu kini sudah dihadapan
Saatnya menjalani hidup dengan penuh kemandirian
Hadapi tantangan dengan senyuman
Sapa setiap kesulitan dengan keikhlasan
Raih bintang dengan penuh harapan
Anakku, lentera hidupku…..
Hidup ini tidak terlalu mudah dijalani
Ada kesulitan yang akan memperkaya hati
Tapi…..
Jadilah pemenang layaknya juara sejati
Dengan rendah hati dan luhur budi
Bertabur kasih bersulam pekerti
Anakku, bintang harapanku…..
Ayunkan langkah dengan ringan hati
Gapai setiap mimpi yang ada di sanubari
Bentangkan asa agar menjadi nyata
Tuhanku, ijinkan aku memohon…
Lindungi anakku dalam teduh karunia-Mu
Bimbing anakku di setiap persimpangan yang membuatnya bimbang
Beri kemuliaan budi agar membuatnya berarti
Teteskan kebesaran jiwa agar membuatnya bermakna
Sentuh hatinya dengan semangat tulus untuk berbagi
Tanamkan keyakinan terhadap kebaikan
Penuhi tekadnya dengan kerja keras dan pantang menyerah
Teguhkan pribadinya agar tidak mudah goyah
Tuhanku…..
Terima kasih untuk karunia terindah ini
Terima kasih untuk anugerah tidak ternilai ini
Buat Moendji :
Selamat Ulang Tahun Pertamamu ya Nak, semoga Moendji selalu sehat, bahagia dan diberi kemudahan untuk meraih semua yang Moendji cita-citakan. Amin.



Mata ini memang masih belum mau terpejam, walaupun jam di dinding sudah menunjukan jam 1,30. lewat 4 detik Mata ini benar-benat tidak mau terpejam 
Semakin aku ingin untuk memejamkan mata ini semakin sulit aku lakukan,,,, 
Walaupun badan ini sudah lelah dan letih, tapi mataku tetap tidak mau terpejam. 
Semakin jelas bayangan – bayangan belahan jiwa nun jauh disana hadir menemaniku. 
Mereka hadir dipelupuk mataku 
Ya itulah kenyataan yang harus aku hadapi kini 
Semenjak aku memutuskan untuk menemani ibuku yang sedang sakit maka semenjak itu pula aku meninggalkan keluarga kecilku yang amat sangat aku  kasihi teramat sangat aku kasihi
                                                                         CINTA 
                                                                                           SAYANG 
cinta

Cinta dan sayang apakah berdasarkan itu aku harus meninggalknnya mereka? 
Kenapa aku harus dihadapkan pada pilihan simalakama? 
Apa memang tidak ada pilihan lain lagi yang dilematis ini? 
Apa memang ini kesempatan? 
Kesempatan yang kata orang tidak mungkin datang dua kali 
Mungkin banyak sekali pertanyaan yang tidak perlu aku pertanyakan sekarang ini. 
Karena aku yakin aku bukan sendiri. 
Tapi aku adalah aku yang tetap seorang ayah bagi anakku 
Dan akan tetap seorang suami bagi istriku. 
Aku tetap punya rasa
Ya rasa yang namanya rindu
Walaupun keputusan untuk pergi
Sudah aku pikirkan dengan sepenuh hati
Tapi aku tetap rindu dan sangat rindu pada belahan jiwaku
Malam. 
Sudah semakin larut
Tapi mataku masih tidak mau terpejam



Anakku sayang

 

Tak terasa sudah1 tahun kau hadir menemani kami
Kau hadir disaat hati ini lara
Kau buah cinta kami..kau penyejuk di jiwa ini
Kau memang kami damba, kami nanti dengan sengenap jiwa
Anakku sayang..
Kau harapan kami tuk masa depan
Kau bisa membuat sedih jadi bahagia
Anakku sayang..
Kau kekuatan cinta yang tak ada tandingannya
Kala kau bahagia kami sangat bahagia
Kala kau sedih hati ini ikut bersedih bahkan lebih sedih dari yang kau rasa
Dikala kau sakit semua tubuh ini juga terasa sakit
Segenap jiwa kami berikan tukmu anankku
Sepenuh hati kami berjuang untukmu
Harapan kami padamu jadilah anak yang soleh
Anak yang berbakti pada semua
Anakku sayang do’a kami selalu untukmu
Selalu dan selalu …
Hanya untuk kebahagianmu
Muhammad Moendji Pangestu yang tersayang buah hatiku yang paling berharga

Buah Hatiku

malam telah melampaui garisnya
Dinihari mulai menjelma..
Tapi aku tetap hanyut dalam banyangan.
Aku terbayang kedua belahan jiwaku yang nun jauh disana
Menanti dan aku menanti mereka untuk berkumpul disini
Aku bermohon kepada MU Ya Ilahi
Semoga hari-hari yang kami tunggu itu
Akan cepat tiba..biar rasa cinta yang mendalami ini
Akan dapat kami satukan kembali
Cinta yang tak terpisahkan oleh jarak yang sangat jauh
Karena kau selalu ada dalam setiap do’a dan langkah kakiku
Buah hatiku…
Buah cintaku…


Pesanku untukmu Anaknda Moendji
‘Telah kutaruh bening embun dihatimu,
agar nyaman sesiapa bersanding denganmu.
Telah kusemburatkan terik mentari di lisanmu,
agar lugas dan tegas ucap kebenaran dari lidahmu.
Telah kubangun karang pada dinding jiwamu,
agar kokoh dan teguh menghadapi hempasan badai dunia.
Telah kutabur mewangi kesturi pada tubuhmu,
agar setiap gerak lakumu berlimpah kasih.
Telah kutebar laut di bola matamu, agar luas cara pandangmu.
Berlayarlah di samudera keabadian kasihNya, jangan pernah selingkuhi sembah padaNya, bentangkan layar dadamu, tambatkan sauh di dermaga kerajaan ridhoNya’
(persembahan buat ananda EmHa Moendji Pangestu dari ayahanda; Soma Jenar)

Nasihat (..tuk Anakku)


Anakku….jika makanan telah memenuhi perutmu
maka matilah pikiranmu dan kebijaksanaanmu
semua anggota badanmu akan malas melaksanakan Ibadah
serta hilang pula ketulusan dan kebersihan hati……..,
padahal dengan hati bersih manusia dapat menikmati lezatnya berzikir..
Anakku….. aku sudah pernah memikul batu batu besar..,
aku sudah pernah mengangkat besi besi berat
tapi tak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat dari pada tangan yang buruk perangainya….
Anakku… aku sudah merasakan benda yang pahit…..
tapi tak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan…..
Anakku… aku sudah mengalami penderitaan dan kesusahan yang beragam
tetapi aku belum pernah merasakan…….
penderitaan yang lebih susah dari pada menanggung hutang……
Anakku…. ikutlah engaku pada orang yang menggotong jenazah…
jangan kau ikut orang yang pergi kepesta………
karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang………..
sedangkan pesta akan membangkitkan nafsu duniamu…..
Anakku…. kalau sedari kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu dewasa kelak engkau….
akan memetik buah dan menikmatinya…..
Anakku berpeganglah pada delapan wasiat para nabi
dalam menjalani hidup….
1. Jika kau beribadah pada Allah jagalah pikiranmu baik baik
2. Jika kau berada dirumah orang lain maka jagalah pandanganmu
3. Jika kau berada di tengah tengah majelis, maka jagalah lidahmu….
4. Jika kau berada di jamuan makan jagalah perangaimu
5. Ingatlah Allah (Tuhanmu) selalu…
6. Ingatlah maut yang menjemputmu…
7. Lupakanlah semua budi baik yang telah engkau kerjakan pada orang lain
8. Lupakanlah kesalahan orang lain terhadapmu……
(post ini merupakan kutipan=sumber tdk diketahui)



Jumat, 21 September 2012

Ibuku adalah Sumber Kehormatan!


"Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu "
(lagu "Ibu"/Iwan Fals)




Hari ini, ya ibuku,
Adalah Hari Ibu, harimu ya ibuku ..
Ah, tanpa hari inipun, ibu, aku ingin tidur di pangkuanmu, wahai ibuku, seperti aku masih kecil dulu, dan engkau mengelusku dengan kasih sayangmu, yang seperti udara, kekal selama2nya dalam dada kehidupanku..

Ya ibuku .. ya ibuku
Alangkah mulianya hati seorang ibu, wahai kekasih, hingga surga seluas timur dan barat, masih tak lebih luas dari sebentuk telapak kakinya.
Itulah kaki yang telah berjalan jauh, seperti kata Iwan Fals, telah ribuan kilo.
Iwan menyanyi:
“Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah.”

Ya ibuku .. ya ibuku
Saat aku menulis ini, ya ibuku, engkau baru pulang dari rumah sakit, maka sembuhkanlah ibuku ya Allah …
Ibuku, adalah pikiranku, hatiku, jantungku ..
Dan hari ini, 22 Desember, ingin tidur di pangkuanmu, ya ibuku, dan engkau bacakan dongeng indah tentang cinta dari buku-buku Kahlil Gibran, seperti waktu aku kecil dulu.
Ibukulah yang memperkenalkan buku Kahlil Gibran, sebuah buku saku terjemahan, judulnya “Sayap-Sayap Patah” . Saat itu, aku menginjak bangku SMP, di kota Malang, dan ibuku bekerja di sebuah SMA, dengan ikhlas dan ridho Tuhan.


Iwan Fals bernyanyi:
“Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....”

Kegembiraanku, adalah kegembiraan ibuku, pun kesukaan ibuku akan aku sukai.
Yang membencinya, akan aku benci, pun yang memusuhi, akan diperangi oleh ibuku.
Sejak kecil, hingga aku menulis ini, ibu melindungi dengan doa-doanya yang indah, Subhanallah ..
Bila aku mau pergi kerja, kuusap rambut ibuku yang memutih – usia sdh 70-an thn --- kucium telapak tangannya berebutan dengan malaikat yang juga menciumnya, ------ dan saat itu aku Mencium Tangan Keabadian.
Ridho seorang ibu, adalah ridho Allah.

Ibuku juga, yang membawaku ke seorang kiai, di saat-saat paling kritis dalam hidupku, 13thn lalu, dan untuk pertama kali aku mendapat ijazah wirid doa Nabi Kidlir, yang terus aku amalkan, pun berkat doa ibuku, maka tersingkaplah tabir cahaya yang tersembunyi di cahaya, tabir kebenaran yang disembunyikan kebenaran …
Bila Tuhan mengijinkan tiap orang memilih malaikat sendiri2 dalam hidupnya, atau menentukan nabinya sendiri dalam hidupnya, maka aku akan memilih ibuku …

Ya ibuku .. ya ibuku ..
Seperti udara kasih yang kau berikan …
Bahkan lebih … bahkan lebih ..


Ya ibuku .. ya ibuku ..
Ibuku yang membawaku dalam kebebasan pikiran, membebaskan aku bertemu banyak pergaulan, banyak pemikiran, dengan ibuku, hatiku tak pernah tidur, dan ibuku tak pernah tertidur ketika menjagaku, sampai sekarang.

Ibuku, adalah keindahan, cinta dan kemurahan hati kehidupan, kebebasan dan kasih sayang, yang begitu besar tercurahkan, karena darinya aku lahir, dan kepadanya aku mengabdi.
Keramatlah ibuku di hatiku
Keramatlah ibuku di kalbuku

Rhoma Irama, si satria bergitar, menulis lagu “Keramat” , dengan lirik begini:
“Hai manusia, hormati ibumu
Yang melahirkan dan membesarkanmu
Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya
Dialah manusia satu-satunya
Yang menyayangimu tanpa ada batasnya.”

Ya ibuku .. ya ibuku
Seperti udara kasih yang kau berikan…

Sungguh terpuji orang yang memuliakan dan memuji ibunya, dan terpujilah seorang ibu yang mengasuh, melindungi, membesarkan dan memberi makanan ruh bagi anak-anaknya.
Ibuku berjalan di depan, bersama anak2nya yang berjalan!
Hingga kami tak pernah merasa takut, karena ibuku, hard women ini, adalah sumber dari segala sumber kehidupanku.

Rhoma Irama bernyanyi:
“Doa ibumu dikabulkan Tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Ridla Ilahi karena ridlanya
Murka Ilahi karena murkanya
Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu.”





Ya . ibuku .. ya ibuku

Seperti udara kasih yang kau berikan, ya ibuku…!
Doa ibuku membawa dan membimbing ruhku mencapai singgahsana Tuhan, untuk diberkati, diridhoiNya, dengan doa-doanya yang meratap dan berlinang air mata, di sepertiga malam.
Ibuku bilang, “Nak, bila engkau luar kota ada kerjaan, tiap tengah malam, ibumu ini bangun dan wiritan untukmu nak, Insya Allah, Kabul semua hajatmu, sak tingkah polahe (segala tindak tanduk) mu diijabani Gusti Allah, aku ini nak yg melahirkanmu, aku ridho nak, aku ridho …”

Bila mengingat saat2 begitu, berdua dengan ibuku, aku ingin menangis, ingin jatuh di pangkuannya, lalu diusap oleh tangan bercahaya milik ibuku ini, yang penuh berkah ini.

Ya ibuku ..

“Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”
(“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah kedua nya sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil dulu ..)

Ya ibuku .. ya ibuku ..
Seperti udara kasih yang kau berikan, ya ibuku ..
Ibu adalah sumber pengetahuanku..
Ibu adalah akal, jiwa dan ruhku ..
Ibu adalah sumber Kebenaran!
Ibu adalah sumber Keabadian!
Ibu adalah sumber Kasih Sayang!
Kasih sayang ibuku, tak mengenal waktu.
Bahkan kasih sayang ibuku, membuka semua tabir Kehidupan!

Ya ibuku .. ya ibuku
Seperti udara kasih yang kau berikan…

Ibuku adalah Sumber Kehormatan!
ibuku yang membangun rumah hatiku, rumah ruhku, rumah kalbuku, yang dihiasi oleh keindahan dongeng-dongengnya, dilapisi emas doa-doanya, dikuatkan tegaknya iman yang didirikan untuk keluarganya.


Ya ibuku . ya ibuku …
Meyakini perpisahan dan kematian adalah iman, tapi suatu saat nanti bila aku berpisah dengan ibuku, itulah perpisahan dunia ekdua yang paling menyedihkan sepanjang hidupku, setelah aku kehilangan almarhum ayahku, alm Chambali, ----anak yatim yang sejak kecil hidup di langgar (musholla) di desanya, dan beliau bisa sekolah atas bea siswa dari pemerintah hingga kerja --- yang tutur katanya dan tauladannya adalah tiang agama keluarga kami yang ditinggalkannya.


Ya ..ibuku .. ya ibuku ..
Hari ini, 22 Desember, Hari Ibu, dan aku menulis esai ini untukmu ya ibuku ..
Ibuku adalah cakrawala pikiran-pikiranku, sosok yang mengajari kesabaran, sekaligus keberanian, yangkuat menghadapi kesulitan yang menyedihkan, pun mampu bangkit menghadapi segala derita, hingga kami selalu dimenangkan Tuhan, melawan kelemahan dan kekurangan kami sendiri!

Rhoma Irama bernyanyi:
“Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa ibumu jua.”

Ibuku ya ibuku ..
Kasih sayang ibuku adalah wujud nyata cinta kasih Tuhan!
Kasih sayang ibuku, adalah tunas pesona jiwa, tunas keberkahan, tunas ridho dan ampunan Tuhan.

Ya ibuku . ya ibuku …

Kasih sayang ibuku datang dari kedalaman kemuliaan dan keluhuran budi pekerti seorang wanita, yang menyentuhku dengan hati kebahagiaan dan iman, dengan kerendahan hati alam!
Ibuku tak pernah mengajari kami bersembunyi di dalam kegelapan; ---- seperti tikus got yang hidup di gorong2 penuh kegelapan -- tapi ibuku membawa kami seperti anai-anai , yang mencari sumber cahaya, sekalipun hingga mati.
Dari ibuku, kami haus ilmu kebenaran, pun dari ibuku kami selalu haus ilmu keimanan.

ya ibuku .. ya ibuku ..

Mencintaimu adalah takdir kebenaran
Mencintaimu ibarat solat, yang tanpa gerakan!
Mencintaimu, adalah zakat kehidupan, yang tanpa harus member santunan!
Mencintaimu, adalah keberkahan, ibarat bepergian haji, hanya berbekal iman.

Mencintaimu adalah ridho dan kasih sayang Tuhan.

Air mata ibuku, saat beliau bersedih, adalah air yang mendidih bagiku, adalah gelagak darah kemarahanku, pada siapapun yang menyakitinya!
Begitu pula sebaliknya, air mata kebahagiaanku, adalah kebahagian ibuku pula.
Dan semua ibu, niscaya, akan berbahagi, bila melihat anak-anaknya hidup bahagia, ---- seperti sebuah pohon keramat yang mencintai ranting-rantingnya!

Ya ibuku .. ya ibuku

Seperti udara kasih yang engkau berikan .. ya ibuku ..

Begitu mulianya seorang ibu, Kahlil Gibran, menulis prosanya sebagai berikut:

“Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibunya,
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonandan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.Penuh cinta dan kedamaian.”

Ya ibuku .. ya ibuku
Seperti udara kasih yang kau berikan…
Tak mampu ku membelas ..
Ya ibuku ..
Ya ibuku ..



....... aku di pangkuan ibuku ... seperti udara kasih yang kau berikan .. ya ibuku .. ya ibuku . ..