Translate

Selasa, 09 Oktober 2012

Kado Tuk Anakku Sayang Muhammad Moendji Pangestu




Anakku, belahan jiwaku…..
Waktu berlalu tanpa pernah kita sadari
Namun pelukan sayang ibu tak pernah kehilangan arti
Dekapan hangat ibu juga selalu menyertai
Doa tulus ibu melekat erat dalam ayunan langkah merajut mimpi
Anakku, jendela sanubariku…..
Perjuangan itu kini sudah dihadapan
Saatnya menjalani hidup dengan penuh kemandirian
Hadapi tantangan dengan senyuman
Sapa setiap kesulitan dengan keikhlasan
Raih bintang dengan penuh harapan
Anakku, lentera hidupku…..
Hidup ini tidak terlalu mudah dijalani
Ada kesulitan yang akan memperkaya hati
Tapi…..
Jadilah pemenang layaknya juara sejati
Dengan rendah hati dan luhur budi
Bertabur kasih bersulam pekerti
Anakku, bintang harapanku…..
Ayunkan langkah dengan ringan hati
Gapai setiap mimpi yang ada di sanubari
Bentangkan asa agar menjadi nyata
Tuhanku, ijinkan aku memohon…
Lindungi anakku dalam teduh karunia-Mu
Bimbing anakku di setiap persimpangan yang membuatnya bimbang
Beri kemuliaan budi agar membuatnya berarti
Teteskan kebesaran jiwa agar membuatnya bermakna
Sentuh hatinya dengan semangat tulus untuk berbagi
Tanamkan keyakinan terhadap kebaikan
Penuhi tekadnya dengan kerja keras dan pantang menyerah
Teguhkan pribadinya agar tidak mudah goyah
Tuhanku…..
Terima kasih untuk karunia terindah ini
Terima kasih untuk anugerah tidak ternilai ini
Buat Moendji :
Selamat Ulang Tahun Pertamamu ya Nak, semoga Moendji selalu sehat, bahagia dan diberi kemudahan untuk meraih semua yang Moendji cita-citakan. Amin.



Mata ini memang masih belum mau terpejam, walaupun jam di dinding sudah menunjukan jam 1,30. lewat 4 detik Mata ini benar-benat tidak mau terpejam 
Semakin aku ingin untuk memejamkan mata ini semakin sulit aku lakukan,,,, 
Walaupun badan ini sudah lelah dan letih, tapi mataku tetap tidak mau terpejam. 
Semakin jelas bayangan – bayangan belahan jiwa nun jauh disana hadir menemaniku. 
Mereka hadir dipelupuk mataku 
Ya itulah kenyataan yang harus aku hadapi kini 
Semenjak aku memutuskan untuk menemani ibuku yang sedang sakit maka semenjak itu pula aku meninggalkan keluarga kecilku yang amat sangat aku  kasihi teramat sangat aku kasihi
                                                                         CINTA 
                                                                                           SAYANG 
cinta

Cinta dan sayang apakah berdasarkan itu aku harus meninggalknnya mereka? 
Kenapa aku harus dihadapkan pada pilihan simalakama? 
Apa memang tidak ada pilihan lain lagi yang dilematis ini? 
Apa memang ini kesempatan? 
Kesempatan yang kata orang tidak mungkin datang dua kali 
Mungkin banyak sekali pertanyaan yang tidak perlu aku pertanyakan sekarang ini. 
Karena aku yakin aku bukan sendiri. 
Tapi aku adalah aku yang tetap seorang ayah bagi anakku 
Dan akan tetap seorang suami bagi istriku. 
Aku tetap punya rasa
Ya rasa yang namanya rindu
Walaupun keputusan untuk pergi
Sudah aku pikirkan dengan sepenuh hati
Tapi aku tetap rindu dan sangat rindu pada belahan jiwaku
Malam. 
Sudah semakin larut
Tapi mataku masih tidak mau terpejam



Anakku sayang

 

Tak terasa sudah1 tahun kau hadir menemani kami
Kau hadir disaat hati ini lara
Kau buah cinta kami..kau penyejuk di jiwa ini
Kau memang kami damba, kami nanti dengan sengenap jiwa
Anakku sayang..
Kau harapan kami tuk masa depan
Kau bisa membuat sedih jadi bahagia
Anakku sayang..
Kau kekuatan cinta yang tak ada tandingannya
Kala kau bahagia kami sangat bahagia
Kala kau sedih hati ini ikut bersedih bahkan lebih sedih dari yang kau rasa
Dikala kau sakit semua tubuh ini juga terasa sakit
Segenap jiwa kami berikan tukmu anankku
Sepenuh hati kami berjuang untukmu
Harapan kami padamu jadilah anak yang soleh
Anak yang berbakti pada semua
Anakku sayang do’a kami selalu untukmu
Selalu dan selalu …
Hanya untuk kebahagianmu
Muhammad Moendji Pangestu yang tersayang buah hatiku yang paling berharga

Buah Hatiku

malam telah melampaui garisnya
Dinihari mulai menjelma..
Tapi aku tetap hanyut dalam banyangan.
Aku terbayang kedua belahan jiwaku yang nun jauh disana
Menanti dan aku menanti mereka untuk berkumpul disini
Aku bermohon kepada MU Ya Ilahi
Semoga hari-hari yang kami tunggu itu
Akan cepat tiba..biar rasa cinta yang mendalami ini
Akan dapat kami satukan kembali
Cinta yang tak terpisahkan oleh jarak yang sangat jauh
Karena kau selalu ada dalam setiap do’a dan langkah kakiku
Buah hatiku…
Buah cintaku…


Pesanku untukmu Anaknda Moendji
‘Telah kutaruh bening embun dihatimu,
agar nyaman sesiapa bersanding denganmu.
Telah kusemburatkan terik mentari di lisanmu,
agar lugas dan tegas ucap kebenaran dari lidahmu.
Telah kubangun karang pada dinding jiwamu,
agar kokoh dan teguh menghadapi hempasan badai dunia.
Telah kutabur mewangi kesturi pada tubuhmu,
agar setiap gerak lakumu berlimpah kasih.
Telah kutebar laut di bola matamu, agar luas cara pandangmu.
Berlayarlah di samudera keabadian kasihNya, jangan pernah selingkuhi sembah padaNya, bentangkan layar dadamu, tambatkan sauh di dermaga kerajaan ridhoNya’
(persembahan buat ananda EmHa Moendji Pangestu dari ayahanda; Soma Jenar)

Nasihat (..tuk Anakku)


Anakku….jika makanan telah memenuhi perutmu
maka matilah pikiranmu dan kebijaksanaanmu
semua anggota badanmu akan malas melaksanakan Ibadah
serta hilang pula ketulusan dan kebersihan hati……..,
padahal dengan hati bersih manusia dapat menikmati lezatnya berzikir..
Anakku….. aku sudah pernah memikul batu batu besar..,
aku sudah pernah mengangkat besi besi berat
tapi tak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat dari pada tangan yang buruk perangainya….
Anakku… aku sudah merasakan benda yang pahit…..
tapi tak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan…..
Anakku… aku sudah mengalami penderitaan dan kesusahan yang beragam
tetapi aku belum pernah merasakan…….
penderitaan yang lebih susah dari pada menanggung hutang……
Anakku…. ikutlah engaku pada orang yang menggotong jenazah…
jangan kau ikut orang yang pergi kepesta………
karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang………..
sedangkan pesta akan membangkitkan nafsu duniamu…..
Anakku…. kalau sedari kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu dewasa kelak engkau….
akan memetik buah dan menikmatinya…..
Anakku berpeganglah pada delapan wasiat para nabi
dalam menjalani hidup….
1. Jika kau beribadah pada Allah jagalah pikiranmu baik baik
2. Jika kau berada dirumah orang lain maka jagalah pandanganmu
3. Jika kau berada di tengah tengah majelis, maka jagalah lidahmu….
4. Jika kau berada di jamuan makan jagalah perangaimu
5. Ingatlah Allah (Tuhanmu) selalu…
6. Ingatlah maut yang menjemputmu…
7. Lupakanlah semua budi baik yang telah engkau kerjakan pada orang lain
8. Lupakanlah kesalahan orang lain terhadapmu……
(post ini merupakan kutipan=sumber tdk diketahui)