Translate

Selasa, 18 Oktober 2011

Pupak Puser "Muhammad Mundji Pangestu"

Di setiap keluarga yang baru saja mendapatkan tambahan satu anggota keluarga baru, yaitu kelahiran seorang bayi, maka di depan rumah selalu di beri kurungan dan di malam hari kurungan tersebut diberi penerangan lampu.
Di bawah kurungan, telah ditanam ari-ari (plasenta) bayi. Bagi masyarakat Jawa ari-ari diyakini sebagai saudara kandung, makanya harus diperlakukan dengan cara tertentu, agar tidak menjadi pembawa sial bagi si jabang bayi.
Dalam falsafah Jawa, dikenal dengan Dulur Papat Limo Pancer, kira-kira artinya: empat saudara yang kelima adalah pusatnya. Dulur papat tersebut adalah: marmati, kawah, ari-ari dan getih/rahsah. (1) marmati, artinyasamar mati atau rasa khawatir meninggal. (2) kawah atau air ketuban. (3) ari-ari atau plasenta. (4) getih/rahsaatau darah. Dan (5) semua berpusat di pusar sang bayi.
Tradisi Jawa yang lain pada kelahiran bayi, adalah Pupak Puser. sebagian lain masyarakat menyebut Puput Puser. Yang artinya lepasnya tali pusar pada bayi yang baru lahir.
Setiap bayi lamanya pupak pusar berbeda-beda, paling cepat 3 hari sampai hingga 14 hari setelah hari kelahiran. Mengenai lamanya waktu, memiliki mitos jika kurang dari satu minggu maka kalau besar nanti anaknya tidak bisa awet kalau memiliki/menggunakan sesuatu.
Dalam tradisi, kalau puser belum copot, belum boleh di kasih nama. Nantinya bisa sakit-sakitan karena tidak kuat menahan beratnya nama, makanya orang dahulu kalau anaknya sakit-sakitan, namanya sering diganti, katanya “kabotan jeneng”.
Anakku yang lahir pada malem senin legi atau minggu kliwon 9 oktober 2011 kemarin, akhirnya lepas juga plasentanya pada senin pon pagi kemaren 17 oktober 2011.....
Dan bertepatan dengan gawe keraton acara panggih royal wedding keraton syukuran pupak puser putraku sekalian pemberian nama MUHAMMAD MUNDJI PANGESTU.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar